Menitpost.com, KOTA PROBOLINGGO – P Su (55) begitu ia biasa disapa di kalangan sesama profesinya, sebagai tukang sol sepatu di seputaran wilayah Pasar Mangunharjo Jalan Basuki Rachmad Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo Sudah 20 tahun ia menggeluti usaha ini. Suka duka sudah banyak dilewatinya.
Ditemui Kabarmetro.id, P.Su sedang duduk lagi beraktifitas memperbaiki sandal milik pelanggan. Ia duduk di kursi panjang berukuran sekitar 50 Cm X 2 M. Senin (25/7/22).
Di atas meja itu, terlihat banyak bahan untuk mengesol sepatu ataupun sandal. Sudah 20 tahun ia menggeluti profesi sebagai tukang sol.
Bahkan dari usaha ini pula ia mampu menghidupi istri dan ketiga anaknya hingga dua diantaranya sudah lulus SMA. P. Su tinggal di daerah Kramat Sekeman, Kelurahan Jati.
Pria pekerja keras ini, setiap hari ia berangkat ke tempat usahanya mulai pukul 7.00 WIB dan baru pulang pukul 17.00 WIB dengan sepeda pancalnya.
Alasannya, selain untuk hemat juga bisa menyehatkan tubuh. “Jarak dari rumah saya ke Pasar Mahunharjo tidak terlalu jauh, sehingga dengan usia saya saat ini, saya masih mampu untuk untuk mengayuh,” ujarnya.
Himpitan ekonomi dan besarnya kebutuhan biaya hidup saat ini, membuat P. Su semakin gigih berjuang untuk mereparasi sepasang sepatu atau sandal.
Semua itu dilakukannya semata-mata agar asap dapur tetap mengepul. Harga yang dipatok nya juga bervariasi, tergantung dengan kerusakan yang harus ia perbaiki.
“Biasanya saya mematok harga Rp 15.000,- hingga Rp 20.000,” untuk sepasang sepatu, tapi ada juga yang Rp 10.000 dan Rp 30.000 tergantung kondisi sepatunya. Jika hanya perbaikan kecil saja, kadang-kadang saya kenakan biaya sebesar Rp 5000,- saja,” ungkapnya.
Jumlah pesanan yang biasanya diterima P.Su setiap hari tak menentu. Terkadang bisa menerima orderan sampai 10 pasang sepatu atau sandal perharinya. Apalagi saat dimulainya masuk sekolah.
Jika sedang sepi, kadang – kadang tidak mendapatkan satupun orderan. “Apalagi saat pandemic Covid19 saya pernah sampai 20 hari tak menerima satupun orderan,” tuturnya.
Meski demikian, ia tak pernah putus asa. Semua ia lakukan dengan semangat, dengan harapan suatu saat kehidupan ekonomi keluarganya akan berubah menjadi lebih baik lagi.
Ia pun belum memikirkan untuk mencari rezeki dari usaha lain, dan masih fokus untuk menjalani usaha yang sudah digeluti puluhan tahun ini. (Choy)