Menitlost.com, KOTA PROBOLINGGO – Lesung selama ini biasa digunakan sebagai penumbuk padi. Tapi bagaimana jika lesung digunakan sebagai alat musik yang menghasilkan irama akustik
Hal itu terlihat pada gelaran “ Nigeren Konnah “ yang diselenggarakan di Taman Maramis Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo.Hal itu juga dalam rangka menyemarakkan pameran UMKM tempo dulu yang digelar olah Kelurahan Kanigaran. Senin (28/11/22).
Setiap grup dengan sepuluh pemain tampil menabuh lesung sambil mengiringi tembang yang dinyayikan peserta lainnya. Bunyi tok tek tok gung yang menggema, mengingatkan cerita masa lalu ketika bulan purnama para petani bersuka ria menumbuk padi sambil berdendang.
Salah satu peserta mengungkapkan, zaman dulu lesung digunakan oleh masyarakat sebagai alat untuk memisahkan padi dari tangkai dan kulitnya. Padi yang kering dimasukkan dalam lesung, kemudian ditumbuk dengan alu sehingga menimbulkan irama.
“Namun setelah berkembangnya alat penggiling padi yang semakin modern, maka Gejog Lesung saat ini berkembang menjadi kesenian tradisional,” terang Lastri.
Sementara itu, Lurah Kanigaran, Dwi Arianto mengungkapkan, pada prinsipnya, Gejog Lesung dikenal hadir membawa keceriaan. Permainan musik ini biasa dimainkan saat malam bulan purnama, atau malam terang bulan. Gejog Lesung ini dipakai sebagai hiburan dan pengiring keceriaan anak-anak yang sedang bermain di halaman rumah.
Sayang, pesatnya perkembangan teknologi membuat kecintaan generasi muda akan budaya bangsa cenderung luntur. Melihat kondisi tersebut, pihaknya berupaya menghidupkan kembali budaya sekaligus menaikkan pamor lesung melalui gelaran “Nigeren Konnah,” imbuh Dwi.(Choy).