Nikmati Malam, Nongkrong di Angkringan Kini Menjadi Sebuah Tren Baru
Menitpost.com, KOTA PROBOLINGGO – Tidak melulu kongkow di cafe yang kekininian, nongkrong di angkringan tampaknya sedang menjadi sebuah tren baru dikalangan millenial. Kedai makanan ala Jogja itupun mulai menjamur di Kota Probolinggo. Sabtu (6/8/22).
Seperti di Jalan Suroyo, Jalan Panglima Sudirman, Jalan Dr.Sutomo, Jalan Gatot Subroto juga titik lainnya. Hampir setiap malam ramai pemuda pemudi berkumpul disana, apalagi saat akhir pekan.
Menurut salah satu pemilik Angkringan, ia memiliki ide membuat usaha angkringan dengan adik-adiknya, karena memang hobi jajan dan kongkow-kongkow sekaligus melihat peluang yang ada.
“Saya melihat adik-adik saya kuliahnya dirumah saja dan bekerja pun terbatas waktu. Jadi saya ingin buat kegiatan, kebetulan keluarga suka jajan dan nongkrong jadi kita coba bikin ini sekaligus cari peluang,” ungkap Dilar Raihan. Sabtu (6/8/22) malam.
Dilar pun membuka usaha angkringannya tiga bulan lalu. Situasi yang masih pandemi menurutnya bukan menjadi penghalang untuk membuka usaha.
“Saya sempat survei ke Jogja untuk cari tahu apa yang membuat menarik di sana, dan dicoba diterapkan disini,” ungkapnya lagi.
Menurutnya, menu yang ditawarkan pun beragam, mulai dari sate-satean pada umunya, nasi goreng bakar, nasi bakar, wedang jahe hingga taichan dan bumbu yang dibuat merupakan rempah-rempah olahan tangannya sendiri.
Menu yang paling hits disini ada sate kulit, sayap, leher, telur puyuh dan juga taichan dengan sambal dan bumbu kacang. Minuman disini pun beragam, mulai dari wedang jahe, wedang uwuh hingga kopi jos,” jelasnya.
Selain menyediakan menu khas angkringan Jogja, Dita juga membuat ciri khas unik dengan membuat seragam.
“Kalau sehari-hari pakai apron yang ada logo Angkringan Masblangkon 86, tapi setiap malam Minggu kami pakai lurik jawa,” Dilar mengungkapkan strategi marketingnya.
Dita juga sangat menjaga kualitas makanannya, sehingga ia membatasi membawa dagangan terlalu banyak.
“Kalau bawa kebanyakan dan nggak habis terus disimpan, jadi enggak lagi rasanya. Sehari saya bawa 250 tusuk dan mulai buka dari jam 18.30 WIB sampai jam 22.00 WIB. Omsetnya pun sudah lumayan,” pungkas tanpa merinci,” imbuhnya.(Choy)