Nyaris Punah! Tradisi Patrol Bangunkan Orang Sahur, Butuh Dipelihara?
Menitpost.com, KOTA PROBOLINGGO – Banyak cara yang dilakukan anak muda untuk membangunkan warga supaya segera melaksanakan makan sahur. Salah satunya dengan memainkan musik Tong-tong yang berpatroli saat dini hari hingga waktu menjelang imsak.
Gelaran musik patrol ini berjalan dengan menyusuri jalan kampung hingga perkotaan.Adapun salah satu rute yang dilewati adalah Bundaran Geladak Serang dan sekitarnya. Sabtu (9/4/22) malam.
Gelaran musik patrol ini disambut baik bagi masyarakat yang hendak menunaikan ibadah makan sahur.Dengan kreativitas mereka, alat musik yang di hasilkan cukup sederhana, dan lagunya pun cukup berirama.
Ketua Komunitas Musik Patrol “ Gluduk Keng Tak Ojen “ Irul menjelaskan, musik ul-daulan atau tong-tong ini merupakan musik tradisional yang ada di Kota Probolinggo. Secara historis, tong-tong merupakan bunyi kentongan terbuat dari bambu yang digunakan sebagai pertanda ada bahaya.
“Namun di zaman modern ini, musik itu dimodifikasi dengan tambahan alat-alat musik lainnya, seperti kendang, gong, tam-tam, dan sejenisnya,” terangnya.
Musik patrol ini sudah berjalan kurang lebih selama 4 tahun, yang dibina oleh salah satu RT yang ada di Wilayah Kecamatan Kanigaran.”Kalau patroli Sahur tiap malam, tapi kalau pake kereta yang besar ini hanya malam minggu saja.
“Untuk patrol sahur tiap malam biasanya kita ambil alat musik separuhnya dan rute yang di lewati juga ngak luas.” Tak hanya itu, musik tong-tong seperti ini memiliki karakter khas yang bisa beradaptasi dengan kondisi zaman. Karena musik patrol tidak hanya memberi keindahan suara, tetapi mengingatkan pada generasi muda bahwa ajaran leluhur yang dituangkan dalam nilai-nilai kesenian,” jelasnya.
Ritme yang dipakai oleh kesenian tradisional ini adalah tabuhan kleningan. Ketukan tabuhan, lirik, dan syairnya pun dikolaborasikan dengan alat musik modern.
“ Sementara anggota yang ikut serta dalam patroli diperkirakan 30 orang dan untuk alat musik yang di gunakan pun milik pribadi. Komunitas patrol ini mengatas namakan dirinya “Gluduk Keng Tak Ojen.” (Choy)