Menitpost.com, JAKARTA – Dalam catatan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 terdapat tiga pasangan pada simulasi tiga pasang capres-cawapres yang bakal bersaing ketat di 2024.
Ketiga pasangan tersebut adalah Ganjar Pranowo-Airlangga Hartarto (Ganjar-AH), Prabowo Subianto-Puan Maharani (Prabowo-Puan), dan Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono (Anies-AHY). Lalu muncul pertanyaan, pasangan mana yang memiliki elektabilitas tertinggi?
Senior LSI Denny JA, Adjie Alfaraby mengatakan, ada yang menarik jika melihat dua nama yakni Puan dan Ganjar di PDIP. Sehingga PDIP mempunyai banyak problem antara dua nama ini. Puan mendapat dukungan diinternal, dari struktur partai untuk maju, tapi elektabilitasnya masih rendah.
“Di sisi lain Ganjar elektabilitasnya cukup tinggi namun diinternal tidak cukup kuat dukungan struktur partainya. Sehingga ini menjadi pekerjaan rumah bagi Bu Megawati,” kata Adjie kepada ipol.id di Kantor LSI Denny JA, di Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta, Senin (10/10/22).
Artinya, Siapa di antara dua nama itu yang akan diputuskan oleh Ibu Megawati. Dari data ini, sebetulnya pilihan rasionalnya adalah ketika PDIP memutuskan Ganjar sebagai Capres 2024. Walaupun waktunya masih 12 bulan lagi menuju September.
“Tapi kita lihat Anies Baswedan sudah mulai dideklarasikan, jangan sampai kemudian PDIP telat memanaskan mesin menuju 2024 atau telat melakukan sosialisasi, siapa capresnya nanti,” tutur Adjie.
Lanjut dia, partai lain sudah mulai menemukan kawan koalisinya. Jadi bisa dilihat Ganjar ada peluang dipilih/diusung oleh PDIP. Terkait pemilih di Pulau Jawa, Ganjar cukup telak mendapatkan dukungan.
Artinya, Ganjar mendapat dukungan signifikan di pemilih Pulau Jawa karena populasinya paling besar.
Di pemilih muslim, sambung dia, memang Ganjar seimbang dengan pasangan yang lain. Jika melihat beberapa kantong-kantong pemilih muslim cukup beragam, artinya tergantung Ganjar jika terpilih sebagai capres dari PDIP, bagaimana dia berkomunikasi dengan komunitas muslim.
“Sama halnya di media sosial Facebook, perhari ini saja Ganjar lebih unggul dibanding dua paket pasangan lainnya,” klaim Adjie.
Catatan LSI Denny JA hingga Senin (10/10/22), setidaknya ada lima kantong besar pemilih yaitu kantong besar pemilih agama (Islam), kantong besar pemilih etnik (Jawa), kantong besar wong cilik (pendidikan), kantong besar wong cilik (pendapatan), dan kantong besar pemain medsos (Facebook). Siapa saja yang unggul di lima kantong pemilih itu?
Adjie memaparkan, koalisi PDIP dan KIB (Golkar, PAN, dan PPP) potensial membentuk pemerintahan kuat. Empat belas bulan sebelum Pilpres 2024, pasangan Ganjar-Airlangga Hartarto (Ganjar-AH) merupakan pasangan paling populer/disukai, elektabilitasnya tertinggi.
Elektabilitas Ganjar-AH lebih tinggi dibanding Prabowo-Puan, Prabowo-Muhaimin Iskandar, Anies-AHY, Anies-Khofifah, Puan-Ganjar, atau Ganjar-Puan.
Simulasi tiga pasang, ada Ganjar-AH, Prabowo-Puan, dan Anies-AHY, Ganjar-AH mendapat elektabilitas tertinggi diangka 30%.
Ganjar-AH unggul di lima kantong besar pemilih yaitu, kantong besar pemilih agama (Islam), kantong besar pemilih etnik (Jawa), kantong besar wong cilik (pendidikan), kantong besar wong cilik (pendapatan), dan kantong besar pemain Facebook.
“Pasangan Ganjar-AH dimungkinkan jika terjadi koalisi antara PDIP dan KIB (Golkar, PAN dan PPP). Koalisi ini potensial membentuk pemerintahan kuat,” tukasnya.
PDIP dan Golkar bukan saja mewakili dua partai terbesar hasil pemilu 2019. Tapi koalisi ini juga mewakili dua segmen pemilih terbesar yakni nasionalis (PDIP, Golkar) dan Islam (PAN, PPP). “Restu Megawati dan Puan memainkan peran penting memungkinkan terwujudnya pasangan ini,” paparnya.
Beragam dinamika politik hingga Pilpres 2024, 14 bulan dari sekarang, tetap membuka kemungkinan naik dan turunnya elektabilitas. Simulasi pertama, kata dia, Ganjar-AH paling disukai. Pemilih yang menyukai pasangan Ganjar-AH berada diangka 24,9%. Pemilih yang menyukai pasangan Prabowo-Anies berada di angka 14,8%, dan menyukai pasangan Anies-AHY diangka 13.4%.
Simulasi kedua, terhadap tiga pasang Capres-Cawapres (Ganjar-AH vs Prabowo-Muhaimin vs Anies-Puan). Di sini Ganjar-AH mendapatkan elektabilitas tertinggi diangka 31,1%.
Pada urutan kedua, Prabowo-Muhaimin diangka 29,6%, dan posisi ketiga, Anies-Puan diangka 14,1%. Simulasi ketiga, pilihan terhadap tiga pasang Capres-Cawapres dengan komposisi (Ganjar-AH VS Prabowo-Puan, VS Anies-AHY). Untuk Ganjar-AH menempati posisi pertama, elektabilitas diangka 30%.
Di posisi kedua, Prabowo-Puan diangka 23,9%, dan posisi ketiga, Anies-AHY diangka 22.8%. Pada segmentasi pemilih Ganjar-AH. Jika ditelisik lebih lanjut, dari segmentasi pemilih partai, Ganjar-AH unggul di pemilih PDIP, Golkar, PKB, dan PAN.
Pemilih PDIP yang memilih Ganjar-AH berada diangka 59,9%. Pemilih Golkar yang memilih Ganjar-AH diangka 37,1%, pemilih PKB memilih Ganjar-AH diangka 21,7%, dan pemilih PAN memilih Ganjar-AH 41,2%.
Segmentasi pemilih Pilpres 2019, lanjut Adjie, terlihat Ganjar-AH mendapat banyak dukungan dari pemilih Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin, sebesar 42,1%.
Sebanyak 18,2% pemilih Jokowi-Ma’ruf memilih Prabowo-Puan, dan 15,5% memilih Anies-AHY. Kemudian pemilih Prabowo-Sandi, sebanyak 14,6%, memilih Ganjar-AH, 38,6%, memilih Prabowo-Puan, dan 34,8 memilih Anies-AHY. “Jokowi rumornya merestui, menyetujui Prabowo mencalonkan sebagai Presiden 2024,” ulasnya.
Di segmen desa dan kota, Ganjar-AH banyak didukung oleh pemilih di desa. Pemilih di desa sebanyak 31.4% memilih Ganjar-AH. Pemilih di kota memilih Ganjar-AH sebanyak 26,5%.
Adanya pemilih di desa memilih Prabowo-Puan diangka 24%, dan memilih Anies-AHY diangka 18,8%. Pemilih di kota, memilih Prabowo-Puan diangka 23,5%, dan memilih Anies-AHY diangka 32,6%. (TM)