Menitpost.com, MELAWI – Drs. H. Ria Norsan, MM, MH. Selaku Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Hadiri langsung dalam kegiatan workshop percepatan penurunan stunting di kabupaten melawi , kegiatan tersebut di laksanakan di pendopo, Selasa (23/5/23).
Di dalam kegiatan tersebut di hadiri oleh Bupati Melawi, Wakil bupati melawi, Ketua TPPS provinsi kalimantan barat, Kepala perwakilan BKKBN provinsi kalimantan barat, Ketua satgas stunting provinsi kalimantan barat, Unsur pimpinan DPRD dan anggota DPRD kabupaten melawi, Forkopimda kabupaten melawi, Sekretaris daerah kabupaten melawi, Para staf ahli, para asisten, para kepala OPD di lingkungan pemerintah kabupaten melawi, Tim percepatan penurunan stunting (TPPS) kabupaten melawi, Camat se-kabupaten melawi, Kepala puskesmas se-kabupaten melawi , Penyuluh keluarga berencana, Para kepala desa lokus stunting, Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda.
Bupati Melawi H. Dadi Sunarya Usfa Yursa, A.Md, mengatakan dalam Acara tersebut
sebagaimana kita ketahui, bahwa stunting adalah permasalahan besar nasional saat ini. Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa, sehingga stunting merupakan salah satu fokus pemerintah saat ini dan menjadi program prioritas nasional.
Di kabupaten melawi sendiri, menurut data E-PPGBM tahun 2021 angka stunting masih berada di angka 30,07 % dan di tahun 2022 turun sebesar 3,17 % menjadi 26,90 % menurut data terakhir e-ppgbm per 31 desember 2022, sedangkan data ssgi tahun 2021 diangka 37,2 % naik menjadi 44,1% pada tahun 2022 dan menjadikan kabupaten melawi paling tinggi angka stuntingnya di kalimantan barat, dimana angka ini masih terpaut jauh dengan target nasional yaitu sebesar 14% pada tahun 2024. Hal inilah yang perlu diperhatikan agar angka tersebut menurun sehingga perlu dilakukan langkah-langkah intervensi penurunan stunting.
Dalam penanganan stunting ini harus melihat banyak aspek, seperti aspek kesehatan, aspek keluarga, maupun aspek perilaku. Artinya, pengentasan stunting harus dilakukan secara terpadu serta butuh komitmen kuat dari semua stakeholder.
Tidak hanya menjadi tugas instansi leader, tapi butuh keterlibatan semua pihak yang ada di negeri ini. Karena tanpa komitmen dan kemauan yang kuat untuk menyelamatkan generasi bangsa dari ancaman stunting, maka gerakan kita hari ini pastinya sia-sia, dan dapat dipastikan kegiatan kita hanya sebatas semboyan, tapi miskin gerakan.
Oleh karenanya, tantangan ini tentunya harus kita tangani secara baik, terukur, terarah dan akuntabel, melalui kerja nyata, kerja tuntas, kerja cerdas dan kerja berkualitas, dengan membangun sinergi, kolaborasi dan akselerasi semua pihak, baik itu masyarakat, swasta, organisasi non pemerintah, dunia usaha, dunia kerja, perguruan tinggi, serta pihak-pihak lainnya. Agar kita tetap bisa membangun generasi masa depan, menjadi generasi yang unggul, berdaya saing, dan berkualitas.
Pada kesempatan ini juga, saya mengajak seluruh stakeholder untuk menyamakan persepsi, membuat rencana kerja serta rencana aksi yang lebih cepat dan terukur dalam upaya penurunan angka stunting di kabupaten melawi, agar target penurunan stunting dapat tercapai secara optimal.
Terakhir, saya berpesan terkait keakuratan dan keterpaduan data dalam sistem pelaporan. Hal tersebut penting, agar tidak ada kekeliruan dalam analisis data dan permasalahan sebagai dasar perencanaan intervensi. Sebab dengan data yang akurat, kita dapat merencanakan program dan kegiatan yang lebih efektif dan tepat sasaran.
Apa yang di sampaikan oleh bupati melawi terkait harusnya keseriusan menangani stunting senada dengan apa yang di sampaikan oleh wakil Gubernur Kalimantan Barat Drs. H. Ria Norsan, MM, MH ” kita harus benar -benar serius dalam menangani hal ini dan seluruh stakeholder untuk menyamakan persepsi agar target penurunan stunting dapat tercapai secara optimal,”tutupnya.
Sementara di kesempatan yang sama ketua TP-PKK Kabupaten Melawi Ny. Raisya Sarbina Dadi menyampaikan bahwa “Cegah stunting itu penting tentunya TP. PKK kabupaten Melawi juga selalu berperan aktif dalam memerangi stunting di kabupaten Melawi, semua ini harus adanya kekompakan dan kerjasama sama dengan baik, maupun dari pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten serta desa.”
“Dan saat ini dari fokus prioritas yaitu dengan cara meningkatkan kembali seluruh Posyandu di setiap desa dan orgtua untuk membawa anak Badutadan balitanya secara rutin, dengan memantau desa melalui group TP.PKK Desa serta kami juga melihat semua desa sudah berperan aktif.”
Untuk itu, kami akan menjadikan salah satu desa lokus sunting menjadi contoh untuk desa bergerak menjadi desa Zero Stunting dgn program PKK terkhusus pokja 4, terang Ny. Raisya Sarbina Dadi. (Ade Mohtar)