Menitpost.com, KOTA PROBOLINGGO – Bisa berdampak langsung terhadap konsumen (Rumah Tangga) di pasar, kenaikan harga cabai ini juga ikut mempengaruhi industri makanan dan minuman (mamin). Pelaku UKM, Suwadi mengatakan, industri mamin yang bersinggungan langsung dengan bahan baku cabai sangat terpengaruh dengan semakin mahalnya harga cabai tersebut.
Meski, dia menegaskan, umumnya industri mamin pasti telah menerapkan sistem buffer yang diterapkan masing-masing. “Tentu saja sangat berpengaruh (kenaikan harga cabai) terhadap produksi mereka. Apalagi yang sektor makanan yang butuh banyak cabai,” katanya. Senin (6/6/22).
Ia menjelaskan, meski saat ini berpengaruh belum signifikan, diharapkan harga cabai dapat berangsur stabil. Menurut Suwadi industri mamin biasanya menerapkan treatment khusus terhadap bahan baku mereka, terutama terhadap cabai segar yang baru didatangkan.
Dia menambahkan, dengan treatment tersebut pelaku industri mamin setidaknya memiliki cadangan bahan baku dengan ketentuan berapa persen dari kebutuhan. Hanya saja, menurut dia, cadangan bahan baku tersebut juga bisa sangat dipengaruhi oleh suplai produksi dari petani.
Kendati demikian, dia menegaskan, mayoritas sektor industri mamin umumnya hanya menggunakan cabai kering dalam produksinya. Sehingga apabila terjadi gejolak harga, maka kebutuhan produksi mereka diproyeksi dapat terpenuhi dengan baik.
“Kalau mereka (industri mamin) beli cabai segar, itu resikonya besar sekali. Telat pengiriman saja bisa busuk, makanya saya yakin mereka pasti punya cadangan,” kata dia.
Pelaku UKM lainnya, Mardiyah menambahkan, kondisi cabai yang belum berproduksi ditambah cuaca yang tidak menentu menjadi salah satu penyebab mahalnya harga cabai di pasar namun menjadi keuntungan tersendiri bagi petani. Dia mencontohkan, harga cabai merah kecil di tingkat petani menyentuh Rp 50 ribu-Rp 65 ribu per kilogram,” ujarnya.(Choy)