Menitpost.com, JAKARTA – Presiden Jokowi menyentil gaya hidup mewah yang dipertontonkan kalangan pejabat Polri. Jokowi menyatakan gaya hidup seperti itu berpotensi menimbulkan kecemburuan sosial di tengah situasi sulit yang kini dirasakan masyarakat.
Kecemburuan sosial akibat gaya hidup mewah para pejabat kepolisian itu, kata Jokowi, sangat berpotensi menimbulkan letupan sosial di tengah masyarakat.
“Saya ingatkan yang namanya polres, kapolres, kapolda, pejabat utama, pejabat tinggi, ngerem total masalah gaya hidup. Jangan gagah-gagahan karena merasa punya mobil atau motor gede yang bagus, hati-hati, saya ingatkan hati-hati,” kata Jokowi dalam pengarahan kepada pejabat tinggi Mabes Polri, kapolres, dan kapolda se-Indonesia, seperti disiarkan YouTube resmi Sekretariat Presiden, Sabtu (15/10/22).
Jokowi mengatakan dirinya telah menerima banyak laporan terkait gaya hidup mewah pejabat Polri.
Bukan hanya soal kendaraan mewah, tapijuga soal sepatu dan baju yang dikenakan anggota Polri pun ikut disoal masyarakat.
Dengan adanya media sosial sepeti sekarang ini membuat rakyat leluasa memantau perilaku keseharian para pejabat kepolisian.
“Pribadi-pribadi kita sekarang bisa menjadi surat kabar, bisa menjadi media yang setiap saat bisa memunculkan perilaku perilaku kita sehari-hari kayak apa, meskipun sembunyi-sembunyi,” ujarnya.
Adanya laporan yang diterima Jokowi, perihal gaya hidup mewah menjadi isu keempat dalam daftar keluhan terbanyak masyarakat terhadap institusi Polri.
“Jadi keluhan masyarakat terhadap Polri 29,7 persen itu sebuah persepsi karena pungli (pungutan liar, Red), tolong diredam, sewenang-wenang tolong diredam anggota-anggotanya. Pendekatan yang represif dijauhi,” tegasnya.
“Polri mencari-cari kesalahan nomor tiga, itu 19,2 persen. Dan keempat hidup mewah yang tadi saya sampaikan,” tambahnya.
Jokowi juga mengingatkan, polisi adalah aparat penegak hukum yang paling dekat dan paling sering berinteraksi dengan rakyat, sehingga para personel Polri harus selalu diingatkan untuk menjunjung tinggi pelayanan masyarakat.
“Jangan sampai masyarakat itu menjadi hilang atau kurang (kepercayaan), karena apa pun Polri adalah pengayom masyarakat,” ujarnya. (Adit)